Impoten, Lu!
>> Saturday, July 4, 2009
Bagaimana rasanya jadi seorang tukang tahu yang tak lagi mampu membuat tahu? Atau tukang becak yang enggan mengayuh?
Begitulah yang saya rasa saat ini. Banyak sekali kisah yang menarik untuk dituliskan tapi tetap saja otak malas berpikir. Seperti atlet lari yang kehabisan tenaga.
Bagi penulis, karya adalah nyawa. Ketika berhenti melahirkannya, saat itu juga nafas akan terhenti dan hidup seperti tak punya arti.
Ini bukan dramatisir, tapi nyata, sebagaimana senja.
Habis sudah waktu saya. Sekarang saya dapat libur sekitar dua bulan. Tapi tak satupun tulisan yang rampung. Bahkan liputan pun tersendat-sendat. Waktu saya habiskan membaca buku tapi tidak menulis. Yah, seperti mengisi gelas hingga tumpah tapi tak memberi manfaat apa-apa.
Saya seperti zombi.
Semoga, dengan menulis ini, otak saya bisa ereksi.
2 comments:
sungguh menggugah nafsu membaca ku hari ini
syukurlah bang kalo berguna...hehe...pagi-pagi baca sehat untuk otak tuh!
Post a Comment