Showing posts with label Puisi. Show all posts
Showing posts with label Puisi. Show all posts

Festival Kesetiaan

>> Tuesday, December 31, 2013

Cintai aku lebih dari malam ini
Hingga aku merasa bosan
Hingga aku kembali lagi
Dan bernaung di bawah teduh matamu


Cintai aku melebihi residu kembang api
yang cantik gemerlap indah gemilang
yang menyerbu malam, meredupkan bintang
yang kemudian hilang
tanpa basa-basi

Cintai aku dari aku datang
Ketika aku berpaling
Sampai aku menemukan jalan pulang
Kepadamu...

Cintai aku malam ini...
dan seterusnya
dan selanjutnya
dan selamanya
hingga tahun menuntaskan nama kita.

Sambas, Menjelang Tahun Baru 2014

Read more...

And Who?

>> Monday, June 27, 2011

A shadow was lurking me
At first, I saw none
Though it's never gone
It kept me company

Day by day
This shadow looked more like me
a sense of familiarity
made us one entity

Yet the more we collided
the more fear grows inside

I ran
It followed
Well, after all it was my own shadow

One day, as if tired
This shadow started to vanish
And finally, I am able to breath
Though a strange feeling arises
That I am becoming more like it

Pontianak, 27 Juni 2011

Read more...

Kisah Kecil di Balik Malam

>> Sunday, June 19, 2011

sekali lagi
malam menelan senja
lampu merkuri
menyulap beringin menjadi ramah
bintang mengernyit
bulan mengintip dari celah kabel listrik
malam lelap

seekor burung gereja tersesat
gamam, gagap membaca arah
tak pernah ibunya membekali kompas
atau menyuruhnya menebar biji timun emas
dan ia lelah
berharap pada keajaiban

Pontianak, 19 Juni 2011

Read more...

Aku Bukan Rendra

>> Thursday, May 6, 2010

aku bukan Rendra
kalau aku mati
tak akan ada 1.200 orang mengantar jenazahku

tak ada puluhan karangan bunga
dunia akan berputar seperti biasa

maka aku tak boleh cepat mati
aku selalu melihat diriku sebagai narasi
memacu harapan terus abadi
maka aku tak boleh gantung diri

rendra tidak pernah mati
ia meninggalkan puisi*

maka aku terus menghitung berapa kali
aku menulis puisi


Pontianak, 28 Agustus 2009

*sebuah tulisan di karangan bunga untuk rendra dari komunitas sastra

Read more...

Apa Kabar Bos?

>> Thursday, September 24, 2009


Apa kabar Bos?
Sudah mati belum?
Orang-orang sudah menunggu tuh
Mereka terus bertanya-tanya
Kapan bulir peluru menancap di dadamu

Hei, Bos.
Beberapa dari mereka malah rindu
Melihat kepalamu digantung di langit-langit
Seperti rusa yang diawetkan

Betapa bangganya kau, Bos
Kematianmu dirayakan
Kau pahlawan bagi yang melawan
Kau musuh bagi humanitarian
Kematianmu dirayakan
Diteriakkan dari ujung jalan
Oleh mereka yang sibuk mencari pahlawan

Bos,
Aku tau kau masih di sana
Dalam hati mereka yang percaya mati itu indah
Dalam jiwa pemuda yang mempertahankan miliknya
Dalam sebuah negara seperti Indonesia

Karena teroris tak pernah mati


Pontianak, 18 September 2009

Read more...

Requiem

>> Sunday, August 16, 2009

Dan karnaval pun bergerak beriringan bersama-sama bersorak sorai bergembira
Dan karnaval maju tak gentar menebus keramaian
Sementara lagu kebangsaan ditabuh bertalu-talu
Cakrawala menggema dari ujung ke ujung
Orang-orang meraung

Kemerdekaan kehilangan kedigdayaan
Merah putih basah oleh darah


Pontianak, 17 Agustus 2009

Read more...

Sajak Kota Mati

Seorang pengelana tersesat hingga ia tiba di kota mati
Di gerbang, seorang pria sibuk mengukir
Sajak Kota Mati:
Anda telah sampai Kota Mati
Jangan heran
Di kota ini listrik mati
Kebebasan mati
Merah putih mati
Pahlawan mati
nurani mati
tuhan mati.
di kota mati
sajak pun mati.
Di kota mati,
yang tinggal hanya penjaga gerbang yang mengukir seperti zombi

Pontianak, 17 Agustus 2009


Read more...

Dispersi

>> Tuesday, June 2, 2009

Seorang anak bertanya kepada ayahnya. Kemana larinya pelangi?

Sebelum hujan, ia bisa melihat awan. Setelahnya juga.
Sebelum hujan ia bisa melihat matahari. Setelahnya juga.
sebelum hujan ia bisa melihat langit. Setelahnya juga.

Yang luruh hanya pelangi.



Pontianak, 2 Juni 2009


Read more...

Senja

>> Saturday, April 25, 2009

Orang menyebutnya
senja
rembang-petang
atau apalah namanya

Buatku
Ia selalu menghadirkan jinggamu

Pontianak, 24 April 2009


Read more...

Kamar

Dengung berdengung
berkisah tentang keinginan
detak berdetak
bermuara kerinduan
kata berkata
mengirimkan kehadiran


Pontianak, 24 April 2009

Read more...

Hidup Itu Asin

>> Friday, April 10, 2009

Hidup itu asin

Lebih asin dari garam
Dari air laut
Dari keringat
Dari nasi goreng
Dari air mata

Hidup itu asin

Hingga menyesakkan

Pontianak, 10 April 2009


*foto: stellatours.com

Read more...

Warta Hari Ini

>> Monday, August 25, 2008

Hari ini hanya perlu beli satu Koran
Sebab headline-nya sama
Tentang seorang pria
Bukan artis, bukan pejabat, bukan koruptor
Hanya seorang tua
Usianya kira-kira 70
Keriput, dari dahi hingga leher
Kulitnya kendor bergelantungan
Mata dan jakun menonjol
Tambahan lagi, ceking
Tulang tangan dan kakinya timbul
Kulitnya yang hitam legam ogah-ogahan membungkus badan renta itu
Bukan paman Gober, bukan caleg, bukan pelaku sodomi
Ia hanya
(Kalau boleh dibilang hanya)
Seorang pria yang merajam dengan kata-kata

Pontianak, 24 Agustus 2008


Read more...

Hikayat Seorang Bisu

>> Monday, August 18, 2008

Ada seorang bisu,
Konon 10 tahun lalu
Ia memotong lidah
dan menjahit bibirnya sendiri

Setiap hari
Ia cuma memanjat pohon mangga,
mengendap-endap di parit belakang rumah,
pekarangan tetangga,
masuk ke kolong,
mengaduk tong sampah,
dan mengais-ngais tanah gambut
di dekat beranda

Kala petang
Ia selalu memanggul karung besar
Entah apa isinya

Para tetangga
Terutama nyonya-nyonya mulai resah
Mengira si bisu mencuri harta mereka
Lalu mereka delegasikan sang suami
Melongok ke dalam karung

"Apa isinya?" desak istri-istri itu saat mereka pulang
Suami yang malang itu tak menjawab
Hanya wajah mereka putih pucat
Tapi demi menghindar dari tatapan membunuh sang istri
Akhirnya menjawab juga
(dengan tampang hampir muntah)
"Kata-kata busuk punya dia!"

Read more...

180808 (01)


Aku akan tidur awal malam ini
Bukan karena lelah membebat tubuh
Atau kantuk memberati mata
Tapi menghindar dari tertusuk rindu
Sebab keinginan bertemu menyelinap teramat dalam
Hingga menggenapkan niat
Untuk menghilang dan mengadu nasib
Di alam mimpi

Kota Hantu

Read more...

Kasih, Aku Luka

>> Sunday, August 17, 2008

Aku masih tekun
Mengulang bait-bait cerita
Tentang kerinduanmu pada hujan, pada senja, pada wanita yang tercinta

Aku keluar dari bingkai kita
Membiarkan keindahan di tiap nyawa kalimatmu bersuara
Mengaguminya sebagai seorang perempuan
Sebagai seorang kawan

Tapi belati apa ini
Yang menusukku perlahan saat terbuai
Menyayatkan luka melingkar
Dalam dan merah dan berdarah dan nyeri dan linu dan perih dan lelah
Dan berairmata

Pontianak, saat mencintaimu


Read more...

Menemanimu

Ada melodi sunyi yang mengalun
Serentak dengan luruhnya hujan sore ini

Di depanku
Kau duduk menatap cakrawala
Mendung bisu
Sembari menarasikan hidup yang begitu getir
Meluapkannya lewat memori jutaan sajak tahun-tahun lalu

Aku hanya boleh menatap sudut matamu
Karena saat ini
Aku hanyalah ruh yang menyertai pelarian panjangmu
Dan yah…sajakmu membangunkan ribuan rasa
Di raga matiku
Meski sekejap, aku hidup

Aku tak akan menyela

Hanya saja,
Memelukmu saat kau beranjak
Gumpalan emosi itu luruh

Kekasihku,
Jangan mencela


Pontianak, 17 Agustus 2008

Read more...

About This Blog

  © Blogger template Simple n' Sweet by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP