Mengajak Ibu Belajar “Surfing”

>> Saturday, March 14, 2009


IPTEK semakin hari makin berkembang. Jika dulu informasi didapat dengan menekuri ribuan buku dan literatur, sekarang tinggal mengetik sejumlah kata kunci. Ribuan tulisan yang sesuai akan muncul. Malang bagi orang-orang yang keduluan lahir atau orang-orang yang tidak mau belajar. Saya mendengar seorang dosen berkata,”Kalian beruntung hidup di zaman Internet.” Yang lain mengatakan, mereka bukannya gaptek (gagap teknologi), hanya mereka tidak lahir di era ini.

Apapun alasannya, saya yakin belajar adalah portal. Belajar adalah jembatan dari era ke era. Buktinya banyak juga yang bisa mengimbangi kemajuan internet dengan belajar terus-menerus. Atau merintis jalan belajar secepatnya.

Ibu saya misalnya. Beliau adalah seorang pegawai negeri di Kanwil Pontianak. Sejak lima tahun lalu, internet sudah diinstal di kantornya. Fasilitas ini dipakai terutama untuk mengirim data pusat dan sebagainya. Sayang, masih banyak karyawan hingga saat ini masih belum fasih dengan internet. Termasuk ibu saya tercinta.

Tapi beliau tidak menyerah. Hari ini begitu saya install internet di rumah, beliau langsung menyatakan ingin belajar. Maka saya langsung semangat dan mengajaknya membuat akun di Yahoo!.

Saat pendaftaran berlangsung, beliau bertanya,”Kita udah masuk internet kah?”

Saya tak mampu menahan senyum. “Sudah dari tadi kan, Bu’?” saya bilang.

Kami kemudian menekuni laptop selama satu jam. Saya yang mula-mula mendaftarkan. Beliau melihat. Saya minta ia mencatat alamat e-mail dan password, khawatir dia lupa. Kebetulan Yahoo! Sedang tak lancer. Belajar kami agak tersendat-sendat. Sambil menunggu akunnya terdaftar, kami membuka beberapa situs. Saya menunjukkan kepadanya blog saya. Lalu kami mengunjungi kompas.com dan google tentunya. Beliau ingin membaca berita-berita keuangan. Saya rasa ini pun untuk belajar.

Setiba di kompas.com, beliau terpukau dengan data-data yang luar biasa banyak. Ia membuka rubrik keuangan. Berita yang pertama dibacanya adalah “inilah Orang-orang Kaya Indonesia”. Beritanya tentang lima pengusaha di Indonesia yang “terselip” ke jajaran orang kaya dunia versi Forbes.

Seperti yang dilansir situs Tempo, pemilik perusahaan rokok Djarum, Budi Hartono dan Michael Hartono, menjadi dua dari tiga orang Indonesia--satu lagi Peter Sondakh-- yang sukses merangsek ke dalam daftar manusia berkocek paling tebal versi Forbes ini. Duo Hartono itu menempati posisi 430, sekaligus menjadi orang terkaya di Tanah Air.

Lalu kami kembali ke Yahoo! Akun sudah terdaftar. Mulailah beliau belajar membuka e-mail. Kami keluar dulu, lalu masuk lagi. Pelan dan tergagap-gagap beliau mengetik. Pertama, karena beliau tak akrab dengan anatomi laptop saya. Kedua, karena belajar membuat e-mail sama sekali asing baginya. Kami ulang prosedur membuka e-mail sampai tiga kali. Makin lama beliau makin paham dan lancar.

“Udah dulu ya Nak. Ibu sampai keringatan.”

Saya melihat wajahnya. Nampak butir-butir keringat mengantri di atas bibir dan di daerah dagu. Rupanya ibu saya gugup sekali.

Kami tertawa.

“Terima kasih ya Nak,” ibu saya berlalu sembari mengelus rambut saya.

*foto:simplemom.net

0 comments:

Post a Comment

About This Blog

  © Blogger template Simple n' Sweet by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP