Diskusi Aliran-Aliran Kebatinan

>> Monday, November 19, 2007

Kasus aliran sesat, Al Qiyadah Al Islamiyah, yang menghebohkan beberapa hari ini, ternyata juga menyedot perhatian para mahasiswa.

Rabu lalu, tepatnya tanggal 7 November 2007, sebuah agenda diskusi yang bertajuk "Isu Aliran-Aliran Kebatinan di Indonesia" diadakan oleh bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) LDSI At-Tarbawi FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak. Dalam acara ini dihadirkan seorang pemateri yaitu Ahmad Jais, M. Ag yang saat ini berprofesi sebagai dosen dan Ketua Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam STAIN Pontianak.

"Sebenarnya lebih tepat disebut aliran kebatinan", ujar Ahmad Jais,M. Ag membetulkan.

Hal ini karena munculnya aliran yang berbeda lebih disebabkan oleh faktor kebatinan individu yang beragama. Masih menurut beliau, aliran-aliran kebatinan ini sebenarnya sudah muncul sejak tahun 1951. Menurut sebuah badan pengamat aliran kebatinan, PAKEMI, hingga saat ini sudah tercatat ditemukannya 103 aliran kebatinan di Jawa Tengah. Penyebab munculnya aliran-aliran tersebut di Indonesia dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti pengaruh agama Hindu dan Budha serta kepercayaan masa lalu seperti animisme dan dinamisme.

Kurangnya pengetahuan pada agama agaknya juga berdampak pada banyaknya pengikut dari suatu aliran kebatinan. Selain itu, para dai yang lebih sering berdakwah tentang lahir daripada batin, ekonomi, bahkan politik dapat memicu munculnya aliran-aliran serupa.

Ciri-ciri aliran sesat biasanya adalah pimpinan aliran tersebut mengaku sebagai Nabi atau Rasul (biasanya mengaku sebagai Nabi Isa) agar pengikutnya lebih setia dan membawa ajaran baru yang bertentangan dengan Al Qur'an dan Hadits. Ciri khas yang lainnya adalah para pengikutnya memisahkan diri dari jama'ah Islam (mayoritas Islam). Mereka hanya mau berguru dan mau berimaman hanya dengan kelompok mereka sendiri: Mereka memiliki masjid sendiri dan tidak mau sholat di masjid di luar kelompok mereka. Acara-acara keagamaan yang terasa janggal atau dengan aturan yang lain daripada biasanya pun harus diwaspadai. Intinya setiap individu harus kritis dan mgenal agamanya agar tidak terjerumus ke hal-hal yang menyesatkan.

Menurut Ketua Bidang Litbang, Eva Savitri, acara ini bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada para mahasiswa terutama mahasiswa FKIP tentang aliran-aliran sesat yang ada dan ciri-cirinya. Dengan demikian para mahasiswa dapat membedakan mana yang benar dan yang salah.

"Diharapkan dengan acara ini, mahasiswa Islam menjadi muslim yang kaffah, menjadi Islam seutuhnya", jelas Eva.

Sayangnya acara ini tidak dihadiri banyak peserta. Hal ini dimungkinkan kurangnya publikasi atau padatnya kegiatan para mahasiswa sendiri. Tapi para peserta diskusi menganggap acara ini menarik dan bermanfaat. "Dengan diskusi ini, kita jadi bisa membedakan dan mengetahui Islam yang sebenarnya dan yang sesat," komentar Siti, seorang peserta dari program studi Bahasa Indonesia.(B04)

0 comments:

Post a Comment

About This Blog

  © Blogger template Simple n' Sweet by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP