FKIP TAK IKUT LATAH ISU GLOBAL WARMING

>> Wednesday, December 5, 2007

Populernya isu Global Warming dan imbauan dari walikota dan rektor mengenai penanaman pohon tampaknya tak banyak berpengaruh pada FKIP Untan.

Pasalnya, FKIP telah memulai upaya penanaman pohon tersebut selama lebih dari setahun yang lalu. Hal ini berkenaan dengan inisiatif dari Dekan FKIP, Dr. Aswandi, untuk membuat sebuah kampus dalam taman. Seperti dalam wacana yang dibuat beliau, kampus dalam taman berarti pembentukan atmosfir selain dari pendekatan fisik maupun psikologi.

Dengan memperbaiki lingkungan fisik dan psikologi, dapat terjadi peningkatan kualitas pembelajaran. Daniel H. Pink dalam bukunya “A Whole New Mind” terbitan 2006, mengungkapkan dengan usaha tersebut, terjadi peningkatan hasil test peserta didik sebesar 11 persen. Hal ini dibuktikan oleh Universitas Georgetown melalui studinya.

Dalam wacananya, beliau juga menulis, para pakar pembelajaran bersepakat bahwa kampus yang dapat digunakan untuk memperoleh dan mengkonstruksi ilmu haruslah dianggap tempat yang menyenangkan. Khususnya bagi peserta didik agar ia memperoleh pengetahuan yang lebih baik dan bermakna. Semua itu dapat terwujud dengan pembuatan taman yang sifatnya multifungsional. Sebabnya, taman diyakini sebagai tempat yang menyenangkan seperti istilah taman firdaus.

Dalam tamannya, direncanakan akan ditanam berbagai tanaman rindang dan buah-buahan. Intinya, FKIP berusaha membentuk tempat yang bernuansa hijau selayaknya ruangan hijau. Ruangan hijau dipercaya dapat memulihkan fokus intensif untuk belajar dan bekerja. Pernyataan ini dikutip dari artikel Jennifer Ackerman yang dimuat dalam national Geographic edisi Maret 2007.

Selain itu, tersedia tempat alternatif untuk belajar disamping perkuliahan di dalam ruangan. Proses ini sudah berjalan dengan baik dan cukup efektif. “Belajar di taman bisa jadi bentuk rekreasi dan penghilang rasa bosan”, ujar Siti Syarifah, mahasiswa asal Sintang ini. dia merasa lebih bebas dalam berdiskusi saat belajar di taman. Situasi formal juga tetap terjaga sebagaimana situasi di dalam ruangan.

Aswandi juga mengimbau mahasiswa, dosen, dan karyawan untuk ikut menanam tanaman yang mulai langka di Kalimantan Barat seperti pohon tengkawang, pohon belian, dan lainnya. Setelahnya, pohon itu akan dirawat sepenuhnya oleh tenaga perawatan yang dibiayai pihak kampus secara intensif selama setahun. Kemudian di bawahnya, akan dibuat tempat duduk bertuliskan nama penanamnya sehingga kelak dapat menjadi kenangan bagi keturunan si penanam itu.

H. Murni Safwan, pegawai BAPSIS Rektorat Untan mendukung sepenuhnya program ini. karena banyak sekali keuntungan dari penanaman pohon seperti pohon tengkawang. “Tengkawang itu apabila sudah tinggi dan subur, dapat melindungi satu lapangan sepakbola dari sinar matahari”, katanya sambil tersenyum.(B04)

0 comments:

Post a Comment

About This Blog

  © Blogger template Simple n' Sweet by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP