SMAN 1 SINGKAWANG, OPTIMIS MENANG KEMBALI TAHUN DEPAN
>> Thursday, December 13, 2007
Meraih sesuatu memang lebih mudah daripada mempertahankannya. Jargon ini agaknya sesuai dengan keadaan yang dialami oleh SMA Negeri 1 Singkawang. Piala bergilir yang tahun lalu dibawa pulang dengan penuh perjuangan tampaknya harus diikhlaskan kepada SMAK Immanuel, peraih juara pertama tahun ini.
“Ini bukan kegagalan namun merupakan sukses yang tertunda”, ujar Asep Sarifudin, guru pembimbing SMA N 1 mengutip pepatah lama.
Ia menyatakan bahwa kali ini memang kurang dipersiapkan secara matang. Selain itu, siswa juga kurang memotivasi diri mereka. “Kadang saya agak terlambat untuk memberikan bimbingan, mereka bukannya belajar, malah sedang diskusi hal-hal lain”, ujar Asep sambil tersenyum.
Tapi ia menegaskan semuanya tidak serta merta harus ditimpakan pada para siswa. Waktu pelaksanaan yang bersamaan dengan ulangan semester juga membuat para siswa tidak fokus. Hal ini diutarakan pula oleh salah seorang peserta, Kurnamanto,”Kami sedang ujian jadi susah belajar dan bagi waktunya”.
Beberapa peserta lainnya mengaku tidak belajar banyak karena faktor yang sama. Tapi mereka menyatakan kali ini akan mereka gunakan untuk mencari pengalaman.
Kurnamanto juga menyayangkan kurangnya dukungan sekolah. “Untuk jatah dua hari kami cuma diberi makan sekali perhari”, kisahnya. Begitu pula tempat tinggal. Beberapa peserta harus menumpang di rumah atau kos kenalannya. Vera, salah seorang panitia mengatakan,”Mereka ada yang tinggal di kos saya sementara”.
Meskipun demikian, SMA Negeri 1 Singkawang tak kehilangan bibit. Robi Maulana Saputra adalah satu-satunya siswa dari SMA ini yang mampu menembus hingga 6 besar. “Sebenarnya soalnya tidak susah. Cuma saya ragu”, sesalnya. Untuk itu, Rio berencana akan ikut lagi tahun depan. Dia termotivasi untuk memboyong kembali piala bergilir dari Dekan FMIPA Untan tersebut. Dia mengatakan perlunya persiapan yang matang untuk kesempatan yang akan datang. “Kami sudah tahu dari sebulan yang lalu. Hanya saja kami tidak tanggap”, komentar Rio.
Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Asep. Beliau mengatakan tahun depan dia akan lebih mempersiapkan tim ini secara intensif. “Sebenarnya ada seorang siswa yang kami jagokan tahun ini. Sayangnya, sebelum sempat mengikuti kegiatan ini, dia sudah meninggal karena kecelakaan”, kata beliau prihatin.
Beliau juga mengharapkan dukungan lebih besar dari semua pihak seperti Pemda Singkawang, Dinas Pendidikan Nasional, atau sponsor. Mengenai kurangnya dukungan dari sekolah, beliau merasa tidak terlalu berpengaruh. “Intinya kami kurang persiapan”, ujar Asep menutup pembicaraan.
“Ini bukan kegagalan namun merupakan sukses yang tertunda”, ujar Asep Sarifudin, guru pembimbing SMA N 1 mengutip pepatah lama.
Ia menyatakan bahwa kali ini memang kurang dipersiapkan secara matang. Selain itu, siswa juga kurang memotivasi diri mereka. “Kadang saya agak terlambat untuk memberikan bimbingan, mereka bukannya belajar, malah sedang diskusi hal-hal lain”, ujar Asep sambil tersenyum.
Tapi ia menegaskan semuanya tidak serta merta harus ditimpakan pada para siswa. Waktu pelaksanaan yang bersamaan dengan ulangan semester juga membuat para siswa tidak fokus. Hal ini diutarakan pula oleh salah seorang peserta, Kurnamanto,”Kami sedang ujian jadi susah belajar dan bagi waktunya”.
Beberapa peserta lainnya mengaku tidak belajar banyak karena faktor yang sama. Tapi mereka menyatakan kali ini akan mereka gunakan untuk mencari pengalaman.
Kurnamanto juga menyayangkan kurangnya dukungan sekolah. “Untuk jatah dua hari kami cuma diberi makan sekali perhari”, kisahnya. Begitu pula tempat tinggal. Beberapa peserta harus menumpang di rumah atau kos kenalannya. Vera, salah seorang panitia mengatakan,”Mereka ada yang tinggal di kos saya sementara”.
Meskipun demikian, SMA Negeri 1 Singkawang tak kehilangan bibit. Robi Maulana Saputra adalah satu-satunya siswa dari SMA ini yang mampu menembus hingga 6 besar. “Sebenarnya soalnya tidak susah. Cuma saya ragu”, sesalnya. Untuk itu, Rio berencana akan ikut lagi tahun depan. Dia termotivasi untuk memboyong kembali piala bergilir dari Dekan FMIPA Untan tersebut. Dia mengatakan perlunya persiapan yang matang untuk kesempatan yang akan datang. “Kami sudah tahu dari sebulan yang lalu. Hanya saja kami tidak tanggap”, komentar Rio.
Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Asep. Beliau mengatakan tahun depan dia akan lebih mempersiapkan tim ini secara intensif. “Sebenarnya ada seorang siswa yang kami jagokan tahun ini. Sayangnya, sebelum sempat mengikuti kegiatan ini, dia sudah meninggal karena kecelakaan”, kata beliau prihatin.
Beliau juga mengharapkan dukungan lebih besar dari semua pihak seperti Pemda Singkawang, Dinas Pendidikan Nasional, atau sponsor. Mengenai kurangnya dukungan dari sekolah, beliau merasa tidak terlalu berpengaruh. “Intinya kami kurang persiapan”, ujar Asep menutup pembicaraan.
0 comments:
Post a Comment