Perkembangan Teknologi Komunikasi
>> Monday, February 4, 2008
Komunikasi adalah kebutuhan dasar bagi setiap manusia dalam kelangsungan hidupnya. Hal ini mengingat manusia adalah makhluk osial yang membutuhkan interaksi dengan manusia lainnya. Manusia memiliki frekuensi komunikasi yang tinggi, lisan maupun tulisan. Padahal keterbatasan jarak dan waktu menjadi penghalang kelancaran manusia dalam berkomunikasi. Untuk itu, manusia dengan kecerdasan yang mereka miliki, terus memproduksi dan mengkonsumsi sejumlah piranti komunikasi.
Telepon genggam adalah salah satu piranti komunikasi yang dimaksud. Benda ini tentu bukanlah barang asing di era globalisasi ini. Untuk memenuhi nilai praktis dan efisien telepon genggam dan memudahkan aktivitas komunikasi para pengguna, saat ini telepon genggam dilengkapi dengan fitur SMS, MMS, Video Call, dan Internet.
Telepon genggam bahkan mampu membuat keajaiban. Dengan fasilitas Video Call, para tuna rungu dan wicara akhirnya dapat “berbicara lewat telepon genggam. Melalui layar telepon, mereka dapat mengirimkan isyarat kepada orang lain. Kemajuan ini dapat dikatakan signifikan dan positif karena mampu menjembatani keterbatasan manusia.
Sayangnya, teknologi masih terasa mahal. Selain tariff pemakaiannya, perangkat dengan fitur lengkap seperti yang telah disebutkan sebelumnya minimal berharga di atas 2 juta rupiah. Mengukur kemampuan ekonomi masyarakat Indonesia, nilai yang harus dibayar agaknya terlampau tinggi. Oleh karena itu, dapat dikatakan teknologi dewasa ini masih menjadi “milik” masyarakat kelas menengah ke atas.
Telepon genggam adalah salah satu piranti komunikasi yang dimaksud. Benda ini tentu bukanlah barang asing di era globalisasi ini. Untuk memenuhi nilai praktis dan efisien telepon genggam dan memudahkan aktivitas komunikasi para pengguna, saat ini telepon genggam dilengkapi dengan fitur SMS, MMS, Video Call, dan Internet.
Telepon genggam bahkan mampu membuat keajaiban. Dengan fasilitas Video Call, para tuna rungu dan wicara akhirnya dapat “berbicara lewat telepon genggam. Melalui layar telepon, mereka dapat mengirimkan isyarat kepada orang lain. Kemajuan ini dapat dikatakan signifikan dan positif karena mampu menjembatani keterbatasan manusia.
Sayangnya, teknologi masih terasa mahal. Selain tariff pemakaiannya, perangkat dengan fitur lengkap seperti yang telah disebutkan sebelumnya minimal berharga di atas 2 juta rupiah. Mengukur kemampuan ekonomi masyarakat Indonesia, nilai yang harus dibayar agaknya terlampau tinggi. Oleh karena itu, dapat dikatakan teknologi dewasa ini masih menjadi “milik” masyarakat kelas menengah ke atas.
0 comments:
Post a Comment