Panas..eh Salah, Pedih!

>> Tuesday, March 17, 2009

Black In News,

Eh, ternyata selama ini kita salah memberi nama untuk rangsangan matahari ke kulit. Biasanya kita akan berkata, “Ih, panasnya!”, pada saat matahari bersinar terik.

Padahal saat itu kulit bukan merasa panas, tapi pedih. Kesalahan ini berdampak pada pernyataan kita sehari-hari bahwa matahari adalah sumber panas. Seharusnya sumber energi. Berikut penjelasannya.

Yang menyebabkan panas di udara bukanlah sinar matahari. Energi dipancarkan dari matahari dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Panjang gelombangnya bervariasi. Semakin panjang gelombang, semakin kecil energinya. Visible Light (VL) dan Ultra Violet (UV) adalah sebagian gelombang elektromagnetik yang sampai ke Bumi.

Visible Light adalah cahaya yang dapat dibiaskan. Cahaya inilah yang kita lihat terpantul ke dalam ruangan, salah satunya melalui kaca. VL sangat penting terutama bagi proses fotosintesis. Karena tumbuhan yang melakukan fotosintesis adalah kunci utama rantai makanan, berarti VL berperan sangat penting dalam kehidupan. Ia juga cikal-bakal terciptanya pelangi.

Sedangkan Ultra Violet adalah gelombang elektromagnetik adalah gelombang lebih pendek. Gelombang yang lebih pendek dari UV dapat berakibat kematian atau lethal effect. UV sendiri dapat menyebabkan kanker kulit.

Nah, energi dari berbagai gelombang elektromagnetik ini kemudian diserap bumi. Dalam tanah, energi mengalami perubahan menjadi energi mekanis atau energi gerak. Energi ini menyebabkan partikel bumi bergerak. Pergerakan kemudian menimbulkan panas. Seperti sifat panas pada umumnya, ia akan memuai dan merembes lewat pori-pori tanah di permukaan bumi. Panas terlepas ke udara. Itu sebabnya, panas di udara lebih tepat disebut radiasi bumi atau radiasi terestris.

Bukti teori ini adalah, semakin tinggi permukaan bumi, semakin rendah temperaturnya. Misalnya suhu di pantai lebih panas daripada di gunung. Ini dikarenakan semakin jauh daerah yang tinggi dari permukaan bumi. Semakin terbukti pada saat matahari mendung. Gelombang elektromagnetik terhalang awan. Sehingga energi tak dapat diserap Bumi. Udara pun terasa sejuk.

Contoh yang lain adalah panas di malam hari. Jika matahari adalah penyebab panas di udara, maka saat matahari tenggelam, suhu akan bergeser ke titik 0 derajat. Nyatanya di malam hari udara masih sering terasa panas. Penyebabnya adalah panas belum habis dilepaskan. Ia akan habis menjelang matahari terbit. Di saat ini juga suhu mencapai titik terendah dan udara terasa dingin.

Kenyataan ini juga yang menjadi koreksi keyakinan awam bahwa saat paling panas adalah saat matahari berada di atas kepala. Harusnya, satu jam setelah itu. Sebab untuk merubah energi, diperlukan waktu sekitar 1 jam. Itulah waktu terpanas dalam 24 jam.

Tapi bisa jadi timbul pertanyaan, mengapa saat panas terik di pantai, kaki yang ditimbun pasir terasa dingin? Alasannya sederhana. Pasir memiliki sifat menghisap air. Air laut akan terhisap pasir. Saat seseorang membenamkan kaki di dalamnya, ia merasa dingin karena tiap partikel pasir mengandung air.
*Dari berbagai sumber/foto: fineartamerica.com.

0 comments:

Post a Comment

About This Blog

  © Blogger template Simple n' Sweet by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP