Pemilunya Siapa?

>> Tuesday, March 31, 2009

Black In News,


Aduh-aduh bisa gila
Punya pacar berhati dua
Aku ini punya siapa
Ku putuskan saja tali cintanya

Mau marah percuma
Paling hanya mengulang juga
Daripada naik darah
Ku putuskan saja tali cinta


(Yuni Shara, Aku Ini Punya Siapa)


“Penurunan angka golput pada Pemilu mendatang terjadi karena beberapa faktor, di antaranya adanya ketidakpahaman (ketidaksepahaman) administrasi. Karena ternyata, masih banyak masyarakat yang belum tahu tentang tata cara mencoblos atau memberikan suara. Bahkan masih banyak yang belum tahu kapan sebenarnya Pemilu Legislatif atau Pileg akan dilaksanakan.”

(Indobarometer)

Masyarakat

“Buat apa memilih caleg kalau akan menjadi jelek, apalagi kenal nggak. Ibarat kucing tikus lapar dalam karung, belum apa-apa udah mau menggigit”
(bmbg—member forum.detik.com)

“Nggak tahu siapa yang harus dipilih.”
(Umum)

“Kalau saya memilih di Pemilu nanti *kalau* saya sih ga akan memilih mereka mereka yang masang foto dimana-mana dan bikin jelek kota…Masih lebih menghargai mereka yang masuk ke TV dan menyatakan visi misinya dengan jelas…”
(http://natazya.wordpress.com/2009/03/15/caleg-gilagolput-haram)

“Kalau nanti pilihan saya terpilih, lalu korupsi, saya kan ikut dosa. Bagusan nggak milih”.
(Umum)

“Pinginnya golput saja, tapi kok nggak fair ya. Ntar kalau ada ganjelan dan mau protes (demo) jadi nggak punya hak (secara moral), kan golput itu pada dasarnya melepaskan hak pilih - jadi lepas pula hak hak politik yg lain. Kalau mau jujur harusnya seperti itu.”
(Mila Kania Dewi—Opini pembaca di news.okezone.com)

“Bila dari pihak penyelenggara pemilu sendiri tidak menyaring dengan benar para bakal calon wakil rakyat yang akan duduk dan mewakili serta menjadi panutan bagi rakyat bagaimana penyelenggaraan pemilu akan sukses dan mewakili seluruh suara dan inspirasi rakyat.”
(Wiwid, Surat pembaca di detik.com)

“Horeeeeeeeee. peste domokrasi se indonesia tinggal 17 hari lagi.”
(Gus Tiar, Facebook)

Calon Legislatif dan Partai Politik

“Fanshurullah Asa mengundang semua kawans FB tuk menghadiri acara launching buku saya di aula Politeknik Negeri pontianak (Polnep), hari ini Senin (30/3) pukul : 19.30-selesai. setiap yang datang akan mendapatkan 1 buah buku. bagi yg belum mendapatkan undangan, pemberitahuan ini sebagai undangan resmi. salam.. “
(Fanshurullah Asa, caleg PAN Daerah Pemilihan Kalimantan Barat)

“PDI Perjuangan-Official Website, Website ini sedang mengalami perbaikan. Kunjungi kami beberapa saat lagi.”

“PARTAI GERINDRA-SITUS RESMI PARTAI GERINDRA-REPUBLIK INDONESIA. This site is temporarily unavailable. Please notify the System Administrator”

“Apabila tahun 2009 ini pendidikan masih bayar, maka seluruh wakil rakyat PKS yang ada di DPRD Kota, Kabupaten, Provinsi dan Pusat akan menelusuri hal tersebut guna mencari siapa yang "bermain-main" atau telah mengkorupsi biaya pendidikan".

(Jazuli, Caleg DPR RI dari PKS)

“Partai Golkar akan berupaya merangkul pemilih yang diprediksi tidak akan menggunakan hak suaranya atau "golput" (golongan putih) pada pemilu tahun ini. Jangan 'berburu' di lokasi yang sudah banyak pemburunya, tetapi mari kita cari lokasi lain yang masih banyak target 'buruan' seperti mereka yang berniat golput."

(Aburizal Bakrie, Anggota Dewan Penasihat DPP Partai Golkar)

Komisi Pemilihan Umum

“Persiapan 99 persen sudah selesai. Insya Allah tidak akan ada perubahan jadwal, waktu pemilihan legislatif tetap dilaksanakan hari Kamis tanggal 9 April 2009.”
(Abdul Hafiz Anshary, Ketua Komisi Pemilihan Umum)

“Logistik pemilu ternyata banyak yg harus dipikul karena jalan rusak dan truk tak bisa lewat ....luar biasa mereka para pendistribusi logistik di lapangan....benar2 pahlawan pemilu!”

(A.r. Muzammil, Ketua KPU Kalimantan Barat)

"Kalau menurut saya, dibandingkan Pemilu 2004, sistem TI KPU di pemilu 2009 ini mengalami kemunduran. Kalau bisa sama saja sudah bagus,"

(Dr. Bambang Edi Leksono, Ketua Teknologi Informasi KPU)



“My country, right or wrong, if right to be kept right, if wrong to be put right.”

(Stephen Decatur)


*foto: KPU Kalbar

Read more...

"The Secret": Buku Manual Kehidupan

>> Friday, March 27, 2009

Black In News,


“Manusia adalah bagian dari Tuhan”—The Secret


Manusia selalu cemas. Mulai dari bangun tidur, mereka merubah semua aspek kehidupan menjadi beban. Entah itu masalah uang, karir, percintaan, persahabatan, sampai kesehatan. Akibatnya, jumlah penderita stres bertambah dalam hitungan detik. Di Jakarta saja, menurut Kompas, pada tahun 2007, 1,4 juta orang stres. Pasien sakit jiwa di Jakarta juga terus bertambah. RSJ Soeharto Heerjan pada tahun yang sama tengah menangani 1.000 pasien. Belum lagi RSJ lain di seluruh Indonesia.

Di mana masalahnya dan bagaimana cara penanggulangan yang terbaik?

“The Secret” berusaha mengajukan jawaban.

Kata Secret atau rahasia mengacu pada Ilmu ketertarikan atau Law of Attraction. Para ahli filosofi, fisika kuantum, psikolog, dan beberapa penulis yang menganut teori ini percaya bahwa alam semesta berpengaruh besar dalam hidup manusia. Bahwa manusia adalah bagian dari seluruh alam semesta. Tubuh hanya medium yang selama ini menipu pemikiran manusia sehingga merasa terpisah dari alam. Karena pada dasarnya alam dan manusia adalah satu hal yang sama, energi.

Dengan demikian, manusia dan alam disimpulkan memiliki ketertarikan. Ketika manusia menginginkan, memikirkan, dan mempercayai sesuatu, alam menjadi katalog. Dengan caranya sendiri alam akan membawa manusia itu sampai pada apa yang dia inginkan.

Proses konkretnya seperti dalam kisah Jack Canfield. Ia hanyalah penulis kecil saat ia mulai memimpikan berpenghasilan 100.000 dolar. Angan-angan ini ia pilih sebagai ukuran dari saran seorang teman, W. Clement Stone. Stone berpendapat, angan-angan apapun yang ada dalam pikiran seseorang, dapat dicapai. “Whatever the mind of man can conceive, it can achieve”. Artinya, ketika Jack menginginkan sesuatu, ia pasti bisa meraihnya.

Jumlah 100 ribu dolar adalah keinginan yang nyaris mustahil. Penghasilan Jack saat itu hanya 8 ribu dolar setahun. Dia tak memiliki rencana bahkan sama sekali tak ada bayangan bagaimana cara mewujudkan keinginan tersebut. Namun dengan nekat, ia menulisi selembar pecahan satu dolar dengan menambahkan 5 nol di belakang angka satu. Lembaran itu kemudian ia tempel di langit-langit. Dengan begitu, saat bangun, ia akan kembali mengingat angan-angannya. Tak cukup sampai di situ, ia juga membayangkan seolah-olah telah mendapatkannya. Apa yang terjadi setelah empat minggu berlalu?

Tak ada!

Tapi beberapa minggu setelah itu, Eureka! Saat mandi, ia tiba-tiba menemukan ide yang brilian. Dia belakangan ini telah menyelesaikan sebuah buku. Dia mulai berpikir untuk menerbitkannya. Jika ia berhasil menjual 400.000 kopi dari buku itu dengan harga masing-masing 25 sen, maka impiannya akan terwujud. Lalu ia pergi ke sebuah supermarket dan melihat National Enquirer, sebuah majalah terkenal dan memiliki banyak pembaca.

Ia mulai berpikir seandainya majalah itu dapat mempublikasikan bagi bukunya. Jalan mulai terbuka. Tapi ia tak dapat serta-merta meminta majalah tersebut mewawancarainya. Hingga suatu hari, setelah memberi kuliah di suatu universitas, ia didatangi seorang wanita muda. Jack tak tahu apakah ini kebetulan atau bukan. Wanita itu ingin mewawancarainya. Ia adalah penulis lepas untuk berbagai media, salah satunya National Enquirer.

Jack berhasil menerbitkan bukunya dan tahun itu ia berhasil mengumpulkan 92.327 dolar. Nampaknya sang pemimpi tak berhasil mencapai cita-citanya. Tepatnya belum.

Jack diajak istrinya berangan-angan untuk jumlah yang lebih besar. 1 juta dolar. Beberapa waktu berlalu, Jack akhirnya menerima sebuah cek bernilai 1 juta dolar dengan gambar senyum. Pengirimnya adalah penerbit yang memberikan royalti untuk buku Jack, “Chicken Soup for The Soul”. Buku ini termasuk jajaran buku terlaris di seluruh dunia. Tapi gambar senyum tersebut bukan karena keberhasilan buku itu di pasaran. Tapi karena baru pada Jack, penerbit tersebut menulis cek sebesar 1 juta dolar.

Ini hanya satu contoh dari aspek kehidupan yang dibahas dalam The Secret. Masih banyak lagi solusi permasalahan yang dikupas. Apapun itu, semua bersumber dari keyakinan dan kekuatan berpikir positif.

Read more...

Small is Beautiful

>> Thursday, March 26, 2009

Black In News,

Kualitas tak bisa diukur dari segi jumlah. Dalam beberapa hal tertentu, semakin sedikit jumlahnya, semakin intensif peningkatan kualitasnya. Sebagai contoh nyata adalah English Study Club (ESC).

ESC masih seumur jagung. Klub Bahasa Inggris SMA Negeri 4 Pontianak ini didirikan akhir tahun 2008. Perintisnya adalah seorang alumni, Arfandi, S.Pd. Latihan diadakan sekali seminggu yaitu pada hari Sabtu. setiap kali pertemuan, anggota yang aktif hadir berkisar antara 5-9 orang. Antara lain Yovita, Anggi, Ruth, dan Lelly.

Kekurangan pengalaman dan latihan, wajar saja anggota ESC mengalami kesulitan menyamai kemampuan siswa dari sekolah negeri lainnya. Hal ini terlihat ketika ESC ikut berkompetisi dalam lomba seperti Speech, Debate, dan lain-lain.

Namun, bagi yang berkecimpung dalam ESC, terutama saya sebagai pelatih, para anggota telah mengalami kemajuan yang signifikan.

Saya ingat dua bulan lalu, saat saya pertama melatih, saya meminta tiap siswa membuat pidato singkat. Waktu yang diberikan dua minggu. Pada hari yang ditentukan, mereka saya minta maju dan menyampaikan pidato di depan kelas. Hasilnya kurang baik. Faktor penyebabnya antara lain mereka tidak menyiapkan diri dengan baik dan mungkin karena tidak memiliki motivasi yang jelas.

Hari ini, 26 Maret 2009, 5 anggota ESC dihadapkan pada peristiwa yang sama. Mereka mengikuti perlombaan yang diadakan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak. Lomba pidato bahasa Inggris ini diadakan dalam rangkaian festival bahasa.

Para anggota ESC mengadakan latihan sebanyak 5 kali. Dua diantaranya internsif. Berbagai metode saya gunakan. Mulai dari membaca hingga maju satu per satu dengan teks kemudian tanpa teks. Sepanjang latihan, mereka menunjukkan peningkatan yang luar biasa. Mulai dari pengucapan sampai body languagenya.

Ruth. Kelemahannya adalah kebiasaan memandang ke atas agar tidak kehilangan hafalan. Hari ini dia bisa melihat ke seluruh penonton untuk mempraktikkan teori eye contact, di mana seorang pembicara harus berkomunikasi dengan penonton melalui pandangan.

Anggi. Sejak awal, saya lihat ia memiliki bakat. ia juga tekun dan berkemaun keras juga bertanggung jawab. Kekurangannya saat pidato terletak pada intonasi yang monoton dan kurang menggali topik yang dipilih. Tapi di STAIN tadi, ia adalah peserta dari SMA 4 yang paling baik intonasinya.

Yovita. Ia cenderung pemalu dan terlalu cemas. Bahkan dari awal ia sudah cemas tidak akan mampu mengikuti lomba ini. Memang dia agak lupa pada saat menyampaikan pidatonya tentang pengobatan tradisional, tapi saya tahu semua hanya karena gugup. Karena saat latihan ia sangat lancar dan meyakinkan.

Saya tidak begitu mengenal dua anggota lain, Aristia dan Rifda. Mereka hampir tidak pernah latihan. Tapi saya melihat bakat yang besar dalam diri mereka. Sayang jika tidak digali dan dikembangkan melalui latihan.

Yang jelas, Anggi, Ruth, dan Yovita punya kesimpulan yang sama. Mereka ingin terus latihan dan ingin ikut dalam perlombaan serupa.

Ini membuat saya bangga. Bahkan ketika mereka bukanlah unggulan pada lomba tersebut, masih tertinggal semangat yang luar biasa. Saya semakin yakin, biarpun anggota ESC sedikit, totalitas dan efektivitas latihan tidak terpengaruh.

Read more...

Menang? Kalah?

>> Wednesday, March 25, 2009

Black In News,


Debat Bahasa Inggris I dan Bahasa Inggris 2 kurang terarah. Sementara Bahasa Inggris 1 sebagai tim negative melontarkan berbagai opini dan data, Bahasa Inggris 2 tidak merespon dengan baik.

Affirmative kira-kira berkata begini,“…One of the technology is internet. We know…internet…pornography”.

Negative menjawab,”Internet is only one kind of technology….Pornography is not technology, so it does not prove that technology is more foe then friend.”

“22 percent teenage see porn sites in the internet…”

“So, how about the 78 percent? They must be reading something.”

Itu kira-kira argumen yang terlontar selama debat. Masih ada beberapa argumen lain yang seolah tidak ditangkap tim positif.

Tim negative juga melakukan beberapa kesalahan. Misalnya saya sebagai pembicara kedua mengatakan,”Technology can cure Global Warming.”

Pernyataan ini dibantah tim affirmative,”Global Warming can not be cured.”

Kesalahan saya langsung dikoreksi Tetty sebagai pembicara ketiga.

Suasana persaingan terasa. Benar juga pendapat Faris, intrik memang membuat debat lebih bersemangat. Beberapa kali pembicara dari dua belah pihak nampak emosi. tapi hanya sebatas itu.

Syukurlah, debat berlangsung lancar.

Juri akhirnya memutuskan kami sebagai pemenang dan Faris sebagai pembicara terbaik.

***

Kami berhadapan dengan tim Bahasa Inggris 5. Mereka adalah lawan terkuat dari penyisihan. Untung kami tidak bertemu dari awal. Bisa-bisa kami tereliminasi.

Tak ada istirahat. Bahasa Inggris 1 harus berhadapan langsung setelah pengumuman masuk ke final. Mosi yang terundi pun aneh. Tak jauh beda dengan mosi sebelumnya. Cuma mosi ini lebih spesifik,”Internet does more harm than good”. Kami menjadi tim afirmatif pula.

“Wah, nggak bisa gini dong. Masa aku meng-counter argumenku sendiri tadi. Tukar ya,” kata Faris.

Kami setuju dengan Faris. Masalahnya, opini dan data untuk modern technology dan interent beda-beda tipis. Malah argument dan bantahan kami di pertandingan sebelumnya tinggal dicomot tim negative.

Panitia bingung melihat reaksi Faris. Mereka awalnya setuju untuk menukar.

Tiba-tiba Dini, seorang panitia, berseru,”Nggak! Nggak usah tukar! Nggak pa-pa sama, kan biar mudah, udah ada bahannya.”

Kami kesal sekali. Bagaimana tidak! Untuk final, mosi ini sangat tidak layak karena mirip dengan mosi lain dan tidak up to date. Padahal masih ada mosi yang lebih baik dan berbobot, misalnya Indonesian should not be involved in Palestinian war.

Tapi keputusan panitia adalah harga mati. Dengan sedikit kesal, kami menjalankan prosesi case building. Tapi segera kami sadar, kami harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Di tengah diskusi kami, saya teringat, banyak argumentasi lain yang bisa dipakai. Dan akan sangat membantu kami.

***

“internet cause many critical problem in our country.”

“Pornography site on internet reach the number of billion. 75 million times the word ‘sex’ is being type in a day. The numbers of free sex are rising since 1995, the approximate time when the internet came to Indonesia.”

“Game Online cause many students being absent.”

“Invalid information are easily believed by Indonesian reader because of the level of education. This condition is written by Bill Kovach, a professional in journalism, as tsunami information.”

“Piracy in internet breaks the law. It cause loss to the producer.”

Itu argumen yang kami kemukakan. Data yang lebih konkrit kami sampaikan dengan jelas. Mungkin kami kalah dalam bidang kelancaran berbahasa. Dalam hal argument, kami sebenarnya sangat yakin.

Dugaan kami benar. Argument yang kami ucapkan di pertandingan sebelumnya digunakan tim negative sebagai bantahan. Hanya saja, bisa kami minimalisir sebab kami memiliki berbagai ide dan data baru.

Namun juri berkata lain. Meski mereka mengatakan kami mengalami banyak peningkatan, saat penutupan, diumumkan Bahasa Inggris 1 sebagai juara dua. Berarti Bahasa Inggris 5 adalah juara satunya. Kami menerima dengan lapang dada. kekalahan membuat kami semakin terpacu.

Meski kalah, kami masih semangat. Kami masih berjuang di tingkat universitas. juara satu dan dua memang mewakili fakultas ke universitas.

Kami malah tampak lebih antusias. Karena kami sudah mengalami perkembangan yang baik. Tak lupa, kami mengabadikan momen kemenangan ini.

Benar-benar kekalahan yang manis.

Saya ingat ucapan Faris di babak final tadi,”Eventhough we lose, we already made it hard.”
Ya! Setidaknya usaha kami membuat orang harus bekerja keras untuk mengalahkan kami.

Read more...

Sesaat Sebelum Semifinal

>> Tuesday, March 24, 2009

Black In News,

Debat. Walau dalam kegiatan ini tiap tim berusaha mengalahkan tim lain, bukan berarti tak ada etika yang berlaku.

Poin utama dalam debat bukan menjatuhkan lawan secara personal, tapi argumentasi. Ini yang sering disalahartikan dalam praktiknya. Pemula yang kelewat senang karena bisa unggul dari lawan tanpa persiapan, bisa saja jumawa. Mereka menganggap keberuntungan itu sebagai kemampuan terpendam. Alhasil, mereka berlaku tak sopan pada tim lain. Mulai dari menertawakan, menghina, sampai mengecilkan.

Tak melulu oleh pemula. Tak jarang peserta yang telah lama berkecimpung di dunia debat, juga berbuat serupa. Motifnya lebih sering sebagai akibat perasaan superior daripada yang lain.

Apapun alasannya, meremehkan itu tidak etis. Kadang bisa jadi bumerang bagi diri sendiri.

***

“Modern technology is more foe than friend”. Itulah mosi yang kami dapat. Kali ini kami, Bahasa Inggris 1, sebagai tim negative. Bahasa Inggris 2 menjadi tim affirmative. Mereka sangat senang tampaknya.

“Berarti mereka siap,” kata Faris.

Kami pun tak kalah gembira. Mosi ini agak unik sebenarnya. Kami punya berbagai data untuk ini. Namun harus ada argumen yang benar-benar kuat untuk bisa menyanggah lawan dengan baik. Kami siapkan itu selama cast building. Lepas 30 menit, kami sudah siap dan berapi-api.

Salah satu sebabnya Bahasa Inggris 2 dan Bahasa Inggris 1 dengan alasan tertentu memiliki intrik.

Semua berawal dari penyisihan saat Bahasa Inggris 1 melawan PGSD. Dengan persiapan seadanya, Bahasa Inggris 1 memang tak maksimal. Namun bukan alasan bagi peserta lain yang saat itu berstatus sebagai penonton, untuk mengomentari apalagi cenderung menghina.

Hari itu, saya lihat Tetty sebagai pembicara kedua agak turun performanya. Saya heran. Rupanya, dia terganggu dengan pandangan tim Bahasa Inggris 2 yang cenderung bereaksi negative saat Tetty keliru melafalkan kata. Reaksi itu berupa tatapan merendahkan, alis mata dinaikkan, tatapan sinis, dan lain-lain.

Saya awalnya mengira itu hanya perasaan Tetty saja. Saya sendiri tidak merasa karena saya terlalu tegang untuk memperhatikan. Tapi saat pertandingan lain setelah kami, gelagat itu mulai terlihat. Terbuktilah ucapan Tetty. Mereka kadang tak segan menertawakan tim dari prodi lain, yang notabene tak sempurna pengucapan Bahasa Inggrisnya.

Mereka masih hijau. Baru semester dua. Mereka pun belum belajar bahwa dalam ragam lisan apalagi debat, meskipun penting, pengucapan bukanlah hal utama. Yang paling penting adalah ide yang dibangun untuk mempertahankan argumen. Bagaimana merangkai kata secara runut dan menarik.

Kami bertanya-tanya, apakah mereka begitu hebat? Kabarnya di angkatan mereka ada seorang mahasiswi yang lahir di Australia dan tinggal di sana hingga SMP. Bisa jadi salah satu anggota tim itu adalah mahasiswi yang dimaksud.

Entahlah. Saya tak begitu yakin. Tapi saya dan teman-teman satu tim akhirnya bersemangat ingin melihat penampilannya.

***

Semifinal Bahasa Inggris 2 dan Fisika 3 adalah saat yang kami tunggu-tunggu. Siapapun yang menang akan menjadi tiket kami ke final. Mengalahkan tim itu membuka peluang memperebutkan juara 1 dan 2.

Kesempatan ini juga kami manfaatkan melihat penampilan Bahasa Inggris 2. Dari awal mereka sangat percaya diri. Penampilan mereka cukup baik. Peraturan dan dasar perdebatan pun telah mereka kuasai. Itu tampaknya menjadi alasan kemenangan Bahasa Inggris 2 atas Fisika 3.

Namun selama debat, mereka kurang mampu membangun argumen. Kesalahan pengucapan juga terjadi.

Kami berharap melihat penampilan lebih baik dari pembicara ketiga. Sebab dialah mahasiswi asal Australia itu.

Sayang, pembicara ketiga ini malah melakukan kesalahan fatal. Setelah maju ke podium, ia terdiam selama 30 detik. Bukannya berpikir, ia malah memandang kedua teman lainnya yang sibuk membantu. Bahkan saking semangatnya sambil menunjuk-nunjuk. Semua tindakan itu diperhatikan sangat jelas oleh kedua juri.

Itu kesalahan konyol. Ketika di atas podium, tiap pembicara adalah pejuang tunggal.

Melihat ini Bahasa Inggris 1 mau tak mau tertawa. Rupanya kami sama-sama masih amatiran (kecuali Faris). Lalu, apa yang menjadikan dia begitu yakin menertawakan dan mencari detail kesalahan orang lain? Kami tertawa semakin geli. Tapi nyaris tak bersuara.

Meski kami tertawa diam-diam, mereka tampaknya melihat. Selesai penjurian, mereka duduk kembali. Saya dan Tetty pergi ke toilet.

“Yau, dengar ndak tadi’?”

“Ndak, kenapa?”

“Mereka marah tuh liat kita ketawa. Pas mau duduk mereka bilang, ‘Ape sih kakak itu tu’?”

“Ah biar aja lah.”

Aku tertawa lagi. Sadar juga mereka bagaimana kesalnya ditertawakan dan dianggap remeh.

Cerita ini aku sampaikan ke Faris. Ia tersenyum.

“Biarlah. Intrik itu perlu dalam debat untuk meningkatkan adrenalin. Biar seru!”



Read more...

Semifinal: Siapa?

>> Monday, March 23, 2009

Black In News,


22 Maret 2009. Semifinal dan Final Debat Bahasa Inggris Mahasiswa FKIP Untan digelar. Hari sebelumnya panitia telah mewanti-wanti peserta agar datang tepat jam 7.30 pagi. Faris mengajak saya dan Tetty bertemu jam 7 di kantin. Alasannya agar kami bisa bincang-bincang tentang mosinya. Lumayan banyak, 13 mosi. Padahal hanya tinggal 2 pertandingan lagi.

Saya seperti biasa, telat. Pasalnya harus mencetak data-data yang dicari malam sebelumnya. Apalagi malam sebelumnya saya diminta berganti posisi dengan Tetty. Saya jadi pembicara kedua, dia ketiga. Tetty memiliki kesibukan sehingga tidak bisa mencari bahan. Tak ada masalah. Saya siap. Hanya saya harus mencari lebih banyak referensi.

Saat sampai, jam 7.30, Faris sudah duduk di kantin. Memang beberapa saat sebelumnya, kami sudah kontak lewat pesan singkat. Dia mengingatkan untuk bertemu di kantin sebelum lomba. Saya juga telah menginformasikan kedatangan saya agak terlambat.

Tetty belum kelihatan. Faris sempat bertanya-tanya apakah Tetty ke gereja dulu.

Saya bilang, “Tak mungkin la, Ris.”

Sambil menunggu Tetty kami mulai membahas mosi yang ada. Dari perang di Palestina sampai efek buruk Internet.

Di tengah pembicaraan, Tetty datang. Kami memberitahukan apa yang kami bicarakan. Dia langsung paham dan ikut menganalisa mosi.

Jam 8 tepat, kami bergerak menuju aula, tempat yang sama dengan pelaksanaan penyisihan. Sampai di sana, hanya ada beberapa orang. Sebagian besar panitia. yang lain adalah juri dan ketua prodi.

Kami registrasi. Saat kami tanya, peserta yang akan maju yaitu Bahasa Inggris 2 dan Fisika 3 tengah case building. Tema yang diambil adalah Sekolah berstandar Internasional atau SBI. Kami pun duduk. Kami ingin melihat penampilan dari peserta di babak ini. Siapapun pemenangnya akan melawan kami.
Pertandingan berjalan seimbang. Bahasa Inggris 2 sebagai tim affirmative, tidak terlalu komprehensif argumennya tapi memenuhi syarat yang ada. Sedangkan Fisika 3 sebagai tim negative baik penampilannya tapi melanggar aturan. Misalnya reply speaker harusnya dari pembicara satu atau dua. Tapi pembicara negative malah menjadikan pembicara ketiga sebagai reply speaker yang bertugas meringkas jalannya perdebatan.

Bisa ditebak, tim affirmative menang.

Pertandingan kami melawan mereka akan menentukan siapa yang maju ke final.

Read more...

Penyisihan Debat Bahasa Inggris Mahasiswa

>> Sunday, March 22, 2009

Black In News,


FKIP Universitas Tanjungpura mengadakan seleksi debat Bahasa Inggris hari ini, 21 Maret 2009. Peserta berasal dari seluruh program studi (prodi) di FKIP. Antara lain prodi Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Biologi, Fisika, PGSD, dan lain-lain. Seleksi dilakukan untuk mencari dua tim yang akan mewakili fakultas ke tingkat universitas untuk perlombaan yang sama.

Awalnya, peserta terdiri dari 15 tim. Namun, sebelum pertandingan, seluruh tim dari prodi Bahasa Indonesia mengundurkan diri. Satu tim dari dua prodi lain juga berhalangan hadir. Akhirnya, perlombaan diikuti 11 tim.

Saya adalah peserta Tim Bahasa Inggris 1 dengan undian 14. Dua teman saya yang lain adalah Tetty dan Faris. Tetty sangat lancar bahasa Inggrisnya dan memiliki analisa yang baik atas suatu permasalahan. Ia juga pekerja keras. Tak heran Indeks Prestasinya hingga semester empat ini masih terjaga di posisi 4,0. Faris adalah pendebat yang berbakat. Ia juga berpengalaman. Ia pernah mengikuti debat nasional saat SMA. Ia adalah penggerak tim kami dan selalu mengingatkan untuk solid.

Menurut skema, sebenarnya kami harus berhadapan dengan dua tim, Bahasa Inggris 6 dan PGSD sebagai tim ganjil. Karena Bahasa Inggris 6 tidak hadir, maka kami langsung bertanding melawan PGSD. Kami bertindak sebagai tim Afirmative atau pro.

Tema yang kami dapat dari undian adalah “Democracy has failed the third world”. Sebenarnya data kami tak banyak. Malah kami sama sekali bingung dengan mosi ini. Seluruh mosi baru diberikan saat Technical Meeting, 19 Maret 2009. Perlombaan 21 Maret 2009. Bayangkan, kami harus menyediakan bahan untuk 20 mosi hanya dalam 2 hari! Tak ada waktu latihan, bahkan kami tak sempat mendiskusikan tema yang ada.

Wajar jika kami kurang persiapan. Namun kami mencoba melakukan yang terbaik. Sepanjang pertandingan lain berlangsung, kami mencoba mencari tempat yang sedikit nyaman untuk berdiskusi tentang mosi yang ada. Tema “Democracy has failed the third world” tak kami siapkan. Pertama, kami tidak sempat mencari data tentang itu. Kedua, kami memang tidak tertarik.
Malang, kami malah mendapatkannya. Saat 30 menit masa case building, yaitu masa peserta menyiapkan argumentasi sesuai tema, kami memeras otak. Kami menguraikan definisinya, mencari benang merah permasalahan, dan bukti konkrit.

Kami dipanggil. Saya sendiri tegang dan berkeringat dingin. Saya ragu dan takut mengecewakan dua teman saya yang luar biasa kemampuannya.
Debat pun bergulir. Berbagai argumentasi tanpa data kami lontarkan. Kami hanya menganalisa realitas sosial pemerintah berkenaan dengan demokrasi. Tersangkut pula kasus-kasus selama Pemilu maupun Pilkada.

Entahlah ini keberuntungan atau kesempatan, lawan dari PGSD rupanya tidak terlalu siap. Mereka kekurangan argumentasi lebih parah daripada kami. Namun kami tidak lalu menganggap sepele. Saya, sebagai pembicara ketiga,malah bertambah gugup.
Ternyata juri yang terdiri dari Ibu Eni Rosnija dan Ibu Yanti Sri Rejeki menyatakan kami menang. Artinya, berkesempatan maju ke semi final. Dalam kesempatan itu, juri juga mengumumkan pembicara terbaiknya adalah Faris.

Meski berhasil, kami tahu betapa tidak maksimalnya penampilan kami. Faris menyesalkan itu. Kami berjanji, untuk babak selanjutnya akan lebih siap.
Hati kami ketar-ketir saat pembawa acara mengumumkan final dilaksanakan hari itu juga. Habislah kami yang tak punya persiapan lebih. Maka kami segera mengambil inisiatif merancang ide tiap mosi.

Satu pertandingan berlalu. Kami makin tegang dan berusaha siap. Saat pertandingan tersebut usai, waktu menunjukkan pukul 3. Kami menarik napas lega saat sayup-sayup pembawa acara mengkomunikasikan kepada tim dari prodi Fisika bahwa acara akan dilanjutkan besok.
Kami selamat. Setidaknya hari ini. Masih banyak yang harus kami lakukan untuk semi final dan final. Karena lawan juga makin berat.

*foto: sulang.wordpress.com



Read more...

Blog, Surga Penulis

>> Friday, March 20, 2009

Black In News,


Menurut State of the Blogosphere yang dimuat di Script Intermedia, jumlah blog di Internet telah mencapai 27 juta. Jumlah ini menunjukkan peningkatan sebesar 8 juta dibandingkan Oktober 2005. Technorati.com menyatakan sekitar 75.000 blog baru muncul setiap hari. Artinya, tiap sekitar satu detik tercipta satu blog baru. Untuk posting atau menambah data di blog mereka, para blogger bisa memasukkan 50.000 entri baru perhari. Jika dihitung seluruhnya 1,2 juta entri.

Jadi, jumlah blog secara keseluruhan berlipat dua setiap lima setengah bulan. 60 kali lebih besar ketimbang tiga tahun silam.

Di Indonesia, jumlah blog mencapai satu juta. Peningkatannya sekitar 100 persen tiap tahun.

Luar biasa!

Jika jumlah blog mengalami peningkatan begitu signifikan, berarti sudah ada perubahan di Indonesia. Manusia Indonesia tak lama berkutat pada kebiasaan dan budaya lama, yaitu budaya lisan. Angka itu menunjukkan sekarang kita sudah beralih ke budaya tulisan. Terlepas dari segi kualitas.

Meskipun sebagian kecil blog hanya berisi iklan, di luar itu, blog digunakan sebagai wadah berbagi pemikiran. Blog kemudian menjadi sekolah menulis paling murah dan mudah dijangkau. Dengan memiliki blog, penulis mendapat pembaca. Sebab berada di dunia maya, akses terbuka bagi masyarakat global. Jumlah pembaca kemudian menjadi motivasi bagi penulis.

Tidak hanya itu, penulis dapat mengunjungi blog lain dalam rangka bersosialisasi dan belajar. Akses informasi dan ide menulis semakin mudah didapat. Umpan balik dari pembaca pun bisa langsung diterima. Sebagai koreksi maupun persetujuan.

Melihat semua aspek tersebut, menulis di blog menjadi kegiatan paling mencerdaskan.

Read more...

Pariwisata Ketapang, Potensi yang Terabaikan


Black In News,

Beberapa tahun belakangan perhatian pemerintah kabupaten dan kota di Kalimantan Barat mulai terarah pada potensi pariwisata. Meskipun telah dicanangkan sejak dulu, tapi langkah serius pemerintah baru terdengar gaungnya.

Salah satu kabupaten yang berniat mengembangkan pariwisata adalah Kabupaten Ketapang. Ketapang memiliki pontensi pariwisata yang menonjol dan beragam. Salah satunya, wisata alam.

Kawasan wisata alam unggulan Kabupaten Ketapang antara lain Pantai Pulau Sawi. Bagi yang ingin lebih dekat dengan alam, tempat ini sangat cocok. Di sini, pengunjung bisa berenang, naik perahu, minum air kelapa muda, sampai memancing ikan dengan pukat. Bila malas mencari sendiri, ada nelayan yang menyediakan ikan untuk dibakar. Wisatawan otomatis bisa menikmati segarnya ikan yang baru ditangkap. Mereka pun makan sambil disuguhi pemandangan alam yang luar biasa indah. Pasir putih membentang, air laut berwarna biru gemerlap, dan pohon kelapa yang berbaris-baris. Sangat wajar bila kemudian Pulau ini dijuluki Pulau Bidadari.

Lain lagi pilihan untuk wisatawan pencinta tantangan. Lokasi yang dituju sebaiknya Taman Nasional Gunung Palong. Taman Nasional ini luasnya 90 ribu hektar. Posisinya membentang dari Kecamatan Sukadana dan Simpang Hilir di Kayong Utara, serta Kecamatan Matan Hilir Utara, Nanga Tayap, dan Sandai di Kabupaten Ketapang. Ada dua keunikan dari Taman nasional Gunung Palong.

Pertama, dari segi faunanya. Di Taman Nasional Gunung Palong, hingga 2007, berdiam 2500 ekor orang Utan, Bekantan, Beruang Madu, dan beberapa jenis ular. Ditambah ragam flora yang terdiri dari hutan hujan tropika dataran rendah, hutan tanah aluvial, hutan gambut, hutan rawa, hutan mangrove, serta vegetasi rheofite.

Kedua, perjalanannya yang menantang. Untuk ‘bertemu’ dengan fauna-fauna langka tersebut, wisatawan harus mendaki. Rute terdekat adalah Dusun Segua dengan jarak tempuh sekitar 2 jam. Wisatawan akan dibawa ke sebuah perkemahan bernama Lubuk Baji. Medan pendakian bervariasi, landai dan terjal. Karena itu wisatawan membutuhkan seorang pemandu. Pemandu yang kelak membantu wisatawan saat mendaki dengan tali di area terjal.

Taman Nasional Gunung Palong selama ini terbukti menarik perhatian banyak wisatawan asing. Selain itu, banyak juga penelitian yang diadakan di sini.

Sayang, niat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kepatang mengembangkan potensi pariwisata tersebut secara maksimal, terhambat izin dan birokrasi.*Foto: http://www.kalbar.us/showthread.php?t=1031

Read more...

Perjalanan Mencari Energi Alternatif (2-selesai)

>> Wednesday, March 18, 2009

Black In News,

Bumi disebut Planet Biru. Sebab 71% permukaan Bumi adalah perairan. Jenisnya antara lain samudera, laut, selat, danau, sungai, dan lain-lain.

Selama ini manusia lebih banyak menggantungkan hidup pada daratan karena sumber daya alam daratan lebih mudah dieksplorasi. Tapi ketika sumber daya semakin menipis, tak heran jika manusia melirik ke wilayah”basah”.

Sebenarnya kebiasaan ini sudah dimulai sejak ratusan tahun. Misalnya, Pulau Jawa yang memanfaatkan air terjun sebagai tenaga listrik. Atau sebagian penduduk di Kalimantan dan Singapura memilih tinggal terapung di atas air. Ini terjadi karena daratan yang terlalu sempit atau sehari-hari mereka tergantung pada air dari segi penghasilan dan kebutuhan pokok.

Sekarang ketika dunia sedang mengalami krisis energi, penelitian diarahkan ke wilayah perairan terutama laut. Pertama-tama Jepang memproduksi mobil bertenaga air. Indonesia juga geger dengan penemuan motor, kompor, dan bus berbahan bakar air oleh Pak Boy di Palu. Namun penemuan-penemuan tersebut belum diminati banyak pihak. Bahan bakar minyak masih menjadi primadona.

Penemuan lain adalah Banyugeni. Ditulis di Inilah.com, para peneliti menggunakan air laut sebagai bahan utama. Jenis-jenis Banyugeni juga bervariasi dan menyerupai bahan bakar minyak. Yaitu, hidro-kerosene (setara minyak tanah), hidro-diesel (setara solar), hidro-premium (setara bensin), dan hidro-avtur (setara bahan bakar jet). Kandungan unsur dan sifat bahan bakar minyak yang sudah diolah pada Banyugeni memungkinkannya langsung digunakan pada mesin tanpa terlebih dahulu mengubah atau memodifikasi komponen.

Produk-produk itu telah diuji di PT CoreLab Indonesia, sebuah laboratorium internasional yang independen. Hasilnya menunjukkan keempat varian Banyugeni telah memenuhi standar Dirjen Migas.

Hanya saja Banyugeni belum diproduksi secara masal karena masih dalam tahap penyempurnaan.*foto: science.howstuffworks.com

Read more...

Perjalanan Mencari Energi Alternatif (1)


Black In News,
Saat ini, Indonesia juga dihadapkan pada krisis energi. Persediaan minyak bumi dan gas alam yang semakin menipis. Parahnya, kedua sumber energi utama untuk seluruh dunia ini tak dapat diperbarui. Maka orang berbondong-bondong mencari energi alternatif.


Yang pertama kali dicetuskan adalah Biofuel. Artinya sumber energi dari tumbuhan atau bahan-bahan organik. Timbul berbagai percobaan mengenai ini terutama di Uni Eropa. Bahan-bahannya antara lain kelapa sawit, buah jarak, jagung, dan sebagainya.

Biofuel seperti minyak bumi diolah sesuai kebutuhan masyarakat. Misalnya Biodiesel untuk listrik dan bahan bakar mobil.


Namun, timbul berbagai kontroversi mengenai ini. Sebab tanpa disadari, penggunaan Biofuel dapat merugikan manusia.


Seperti dilansir Detik.com, menurut pakar lingkungan di Inggris, biofuel malah memicu kerusakan lingkungan yang hebat. Pernyataan ini dibuat berdasarkan hasil studi Co-op Insurance Society, seperti dikutip dari BBC, Senin (14/5/2007). Menurut lembaga ini, biofuel dapat memicu terjadinya kenaikan harga bahan makanan serta gundulnya hutan-hutan di seluruh dunia.

Kelak, untuk menunjang industry Biofuel, sekitar 9 persen lahan pertanian di dunia akan diganti dengan tanaman bahan biofuel. Produksi bahan makanan akan berkurang sehingga harganya meningkat. Hutan juga akan terkena imbas. Perusahaan akan beramai-ramai membuka hutan untuk produksi biofuel. Sehingga hutan menjadi gundul. Ini tentu berlawanan dengan keinginan PBB untuk menekan laju kerusakan bumi dan mencegah Global Warming.*foto: entry.swenglishrantings.com.

Read more...

Shakespeare, Sang Pujangga Penuh Inovasi

Black In News,

By a name
I know not how to tell thee who I am:
My name, dear saint, is hateful to myself,
Because it is an enemy to thee;
Had I it written, I would tear the word.
(Romeo-Juliet, William Shakespeare)

90 persen populasi dunia kenal Shakespeare. Ia adalah seorang penyair asal Inggris, tepatnya Stratford-upon-Avon, Warwickshire. Konon, ia adalah penyair terbesar di era pemerintahan Ratu Elizabeth I.

William Shakespeare tidak berasal dari keluarga seniman. Ayahnya, John Shakespeare, adalah pembuat sarung tangan. Awalnya keluarga ini cukup kaya. Sampai suatu waktu John kedapatan menjual wol illegal. Ia menjadi miskin.

Shakespeare menemukan jalannya lewat membaca. Ia tergila-gila pada buku. Apalagi saat itu membaca merupakan kemewahan. Sedikit sekali orang yang bisa membaca dan mampu membeli buku. Referensi Shakespeare adalah buku-buku filosofi dan cerita dari negara lain seperti Yunani, Italia, dan sebagainya. Buku-buku inilah yang menjadi inspirasi karya-karya Shakespeare.

Menurut pendapat para pemerhati sastra klasik, ada dua faktor yang menyebabkan Shakespeare didaulat sebagai penyair besar di zamannya. Pertama, keamanan dan kedamaian di masa pemerintahan Ratu Elizabeth I. Perdagangan berkembang. Masyarakat tidak hidup dalam ketakutan karena perang sehingga mereka memiliki waktu luang. Seni dan sastra kemudian menjadi kegemaran umum.

Mengingat waktu itu budaya masyarakat Barat masih budaya lisan, karya seni dimainkan di teater. Masyarakat kemudian berbondong-bondong memenuhi teater-teater. Yang paling terkenal teater Globe. Beberapa karya Shakespeare ditampilkan di sini. Karya-karya Ini juga menjadi sumber penghasilannya. Dalam perkembangannya, Shakespeare tidak hanya menjadi penulis sandiwara, tapi juga pelakon dalam hampir setiap kisah.

Faktor kedua adalah inovasi dan kreativitas Shakespeare. Alur cerita dan tema yang diangkat Shakespeare unik dan bermakna. Shakespeare juga terkenal banyak menciptakan kata-kata baru. Kira-kira 1700 kata. Beberapa kata ciptaannya yang masih digunakan hingga sekarang adalah “hurry”, “downstairs”, dan “dawn”. Yang terpenting, cerita Shakespeare selalu mempunyai makna mendalam. Tiga hal yang mendasari seluruh karyanya adalah pertanyaan-pertanyaan: Apa artinya untuk hidup? Bagaimana cara kita hidup? Apa yang harus kita lakukan dalam hidup?

Shakespeare seperti tak pernah kehabisan ide. Pada saat wafat, ia telah menulis sekitar 38 sandiwara tragedi, komedi, sejarah, 154 sonata, 2 puisi naratif, dan puisi-puisi lain. Untuk prestasi hidupnya yang luar biasa, ia dijuluki “Bard of Avon” yang berarti “penyair dari Avon”.
*dari berbagai sumber/foto:endicottstudio.typepad.com (validitas foto diragukan)

Read more...

Panas..eh Salah, Pedih!

>> Tuesday, March 17, 2009

Black In News,

Eh, ternyata selama ini kita salah memberi nama untuk rangsangan matahari ke kulit. Biasanya kita akan berkata, “Ih, panasnya!”, pada saat matahari bersinar terik.

Padahal saat itu kulit bukan merasa panas, tapi pedih. Kesalahan ini berdampak pada pernyataan kita sehari-hari bahwa matahari adalah sumber panas. Seharusnya sumber energi. Berikut penjelasannya.

Yang menyebabkan panas di udara bukanlah sinar matahari. Energi dipancarkan dari matahari dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Panjang gelombangnya bervariasi. Semakin panjang gelombang, semakin kecil energinya. Visible Light (VL) dan Ultra Violet (UV) adalah sebagian gelombang elektromagnetik yang sampai ke Bumi.

Visible Light adalah cahaya yang dapat dibiaskan. Cahaya inilah yang kita lihat terpantul ke dalam ruangan, salah satunya melalui kaca. VL sangat penting terutama bagi proses fotosintesis. Karena tumbuhan yang melakukan fotosintesis adalah kunci utama rantai makanan, berarti VL berperan sangat penting dalam kehidupan. Ia juga cikal-bakal terciptanya pelangi.

Sedangkan Ultra Violet adalah gelombang elektromagnetik adalah gelombang lebih pendek. Gelombang yang lebih pendek dari UV dapat berakibat kematian atau lethal effect. UV sendiri dapat menyebabkan kanker kulit.

Nah, energi dari berbagai gelombang elektromagnetik ini kemudian diserap bumi. Dalam tanah, energi mengalami perubahan menjadi energi mekanis atau energi gerak. Energi ini menyebabkan partikel bumi bergerak. Pergerakan kemudian menimbulkan panas. Seperti sifat panas pada umumnya, ia akan memuai dan merembes lewat pori-pori tanah di permukaan bumi. Panas terlepas ke udara. Itu sebabnya, panas di udara lebih tepat disebut radiasi bumi atau radiasi terestris.

Bukti teori ini adalah, semakin tinggi permukaan bumi, semakin rendah temperaturnya. Misalnya suhu di pantai lebih panas daripada di gunung. Ini dikarenakan semakin jauh daerah yang tinggi dari permukaan bumi. Semakin terbukti pada saat matahari mendung. Gelombang elektromagnetik terhalang awan. Sehingga energi tak dapat diserap Bumi. Udara pun terasa sejuk.

Contoh yang lain adalah panas di malam hari. Jika matahari adalah penyebab panas di udara, maka saat matahari tenggelam, suhu akan bergeser ke titik 0 derajat. Nyatanya di malam hari udara masih sering terasa panas. Penyebabnya adalah panas belum habis dilepaskan. Ia akan habis menjelang matahari terbit. Di saat ini juga suhu mencapai titik terendah dan udara terasa dingin.

Kenyataan ini juga yang menjadi koreksi keyakinan awam bahwa saat paling panas adalah saat matahari berada di atas kepala. Harusnya, satu jam setelah itu. Sebab untuk merubah energi, diperlukan waktu sekitar 1 jam. Itulah waktu terpanas dalam 24 jam.

Tapi bisa jadi timbul pertanyaan, mengapa saat panas terik di pantai, kaki yang ditimbun pasir terasa dingin? Alasannya sederhana. Pasir memiliki sifat menghisap air. Air laut akan terhisap pasir. Saat seseorang membenamkan kaki di dalamnya, ia merasa dingin karena tiap partikel pasir mengandung air.
*Dari berbagai sumber/foto: fineartamerica.com.

Read more...

Politik Dangdut

Black In News,

Dangdut adalah “pahlawan” politik Indonesia dari dulu hingga sekarang. Buktinya, musik ini bisa menggantikan posisi pendidikan politik dalam tiap kampanye. Bahkan ialah saksi utama bagaimana wakil rakyat menawarkan diri dari panggung ke panggung. Bagaimana wakil rakyat memberangus keraguan massa dengan berjoget. Setelahnya baru wakil rakyat mulai mengumbar janji-janji. Rakyat yang telah terbius oleh entah goyangan siapa tak peduli lagi. Riuh terdengar tepuk tangan mereka selepas pidato sang wakil. Namun kata-kata hanya numpang lewat. Seperti angin yang singgah di daun kelapa. Tak berbekas.

Sebab pandangan mereka tidak mengarah pada siapa yang berbicara. Mata-mata itu jelalatan melihat penyanyi yang meliuk-liuk dalam pakaian yang lengket ke kulit. Membentuk figur gitar Spanyol. Seksi, sekal, suit..suit!

Itulah realita di Indonesia. Dari dulu, Undang-undang Pemilu mengharuskan partai memberi pendidikan politik bagi masyarakat. Tujuannya agar masyarakat cerdas berpolitik dan menentukan pilihan. Undang-undang dirombak terus agar tujuan ini dapat dicapai. Percuma. Praktik politik di Indonesia hanya meningkat dari segi casing, tidak esensinya.

Dangdut dalam perkembangannya telah menjadi alat pembodohan dan menimbulkan bahaya laten. Seharusnya ia hanya menjadi alat layaknya pemancar pada radio, yang membantu tercapainya informasi. Ia hanya alat menarik perhatian massa, bukan penjebak.

Tapi tak ada partai yang peduli pada hal ini. Semua mengikuti jejak nenek moyang. Akibatnya dampak negatif mulai terlihat. Kaum intelektual dan masyarakat menjadi tidak percaya pada politik dan sistem demokrasi di Indonesia. Pemilu hanya menjadi agenda lima tahunan. Tak jauh beda dari kontes kecantikan. Tujuannya bukan mencari pemimpin. Cuma mencari “wajah” baru untuk dikambinghitamkan saat Indonesia makin terpuruk.

Dampak tersebut tak hanya berdampak pada kemunduran bangsa, tapi juga legitimasi pemimpin yang terpilih. Bayangkan seorang pemimpin dengan sistem demokrasi, menjabat dengan jumlah suara riil (benar-benar mendukung karena kapabilitas pemimpin itu) tidak sampai 20%. Alhasil, keputusannya kelak kemungkinan besar diabaikan rakyatnya sendiri. Mungkin juga ditentang habis-habisan. Jabatan sebagai pemimpin seperti telur di ujung tanduk.

Percayalah. Ini akan terjadi di Indonesia. Bahkan gejalanya sudah di depan mata. Belum terlambat bagi partai politik untuk memulai langkah strategis baru. Memberi pendidikan politik bagi masyarakat. Tidak terbatas bagaimana prosedur pemilihan. Tapi juga bagaimana langkah-langkah yang diambil suatu partai untuk mencapai kebijakan, menampung aspirasi rakyat, membangun sifat kritis masyarakat, politik yang sehat, dan lain-lain. Mulai jadikan partai politik alat masyarakat luas, bukan segelintir orang yang berambisi duduk di parlemen.

Semuanya demi politik yang lebih demokratis.

*foto:news.okezone.com

Read more...

Menghargai="Djarum Black"

>> Monday, March 16, 2009

Saya salut pada apresiasi panitia Djarum Black Blog Competition.


Tadi sore, saya membuka Gmail dan menemukan email dari panitia. Isinya mengingatkan waktu penilaian sudah dekat. Juga menyebutkan kembali beberapa persyaratan utama perlombaan.

Selama ini saya belum pernah menerima notifikasi seperti ini dari panitia. Kecuali yang baru-baru ini saya terima dari Plasa, berupa konfirmasi penerimaan puisi saya.

Selain itu, nihil. Informasi tak ada, apalagi mengingatkan. Bahkan tak jarang pengumuman pemenang tidak diinformasikan pada peserta. Minimal di sebuah link yang mudah ditemukan dengan Google. Padahal peserta tentu menunggu-nunggu pengumuman tersebut. Ini tidak sopan. Karena biarpun menang atau kalah, peserta berhak diberitahu.

Menilik lebih jauh, kejelasan informasi dan transparansi berkaitan erat dengan kepercayaan peserta. Secara langsung berkaitan dengan kelanggengan hubungan baik penyelenggara dan peserta. Kejelasan sekaligus mencerminkan kesiapan dan profesionalisme panitia. Semuanya membentuk image atau branding sebuah kegiatan. Selain hadiah, inilah daya tarik sebuah kegiatan. Sebab sebuah kepanitiaan yang matang akan mampu menunjukkan penghargaan pada kerja sama dan partisipasi peserta.

Untuk kasus Djarum, saya kira ini telah menjadi etika penyelenggara. Juga bukti bagi artikel saya ‘Mencari Teman Se-“Nasib”’. Saya menyatakan Djarum sangat loyal dan memperlakukan dengan baik pelanggannya. Namun karena telah dibudayakan, tidak hanya kepada pelanggan yang notabene mendatangkan profit, tapi juga peserta lomba yang tak mengeluarkan biaya sepeser pun!

Memang secara logis, peserta mendatangkan publikasi bagi Djarum. Ini juga berlaku untuk institusi atau situs lomba lain yang mengadakan lomba. Lalu mengapa semua tidak berinisiatif melakukan etika yang sama?

Bukan berarti tidak ada kekurangan yang dilakukan pihak panitia Djarum Black Blog Competition. Tapi untuk loyalitas, etos kerja panitia Djarum Black patut ditiru.

Hanya sebuah email berisi tak lebih dari 100 kata. Sentuhan kecil yang membuat setiap peserta merasa berarti.*foto:regards2u.com.

Read more...

Lika-liku Internetan


Dari sore saya sudah standby di depan laptop. Wajarlah, baru saja pasang internet di rumah. Bagi orang-orang di luar Pontianak, internet tentu bukan kemewahan lagi. Di Pontianak sebenarnya juga bukan. Buktinya warnet bertebaran di mana-mana. Sepanjang satu kilometer dari rumah saya saja bisa ditemukan lebih dari 10 warnet. Tetapi untuk koneksi di rumah-rumah, masih terbatas. Penyebabnya, harga aktivasi cukup mahal dan rata-rata mengharuskan adanya kabel telepon.

Tapi tetap saja, saya tidak puas internetan di salah satu tempat tersebut. Kecepatannya memang lumayan. Cuma saya jadi tidak bebas dan lebih cepat lelah karena harus duduk terus. Lagipula di warnet tertentu, tempatnya kurang bersih dan sempit.

Belum lagi apabila ada tugas yang mendadak harus dikumpulkan secepatnya. Saya jadi kelabakan. Meskipun dekat rumah, saya tidak diizinkan oleh ibu untuk pulang lebih dari jam 10 malam. Masalahnya, kalau malam kurang aman. Begitu komentar ibu. Dilematis jadinya. Terpaksa saya berjibaku untuk menyelesaikan tugas secepatnya dan tidak pulang kemalaman. Semua data disimpan di laptop, lalu buru-buru pulang. Kalau sampai di rumah ada yang kurang, saya harus tambah-tambah dengan kemampuan “mengarang bebas”.

Itu baru masalah tugas. Nah, bagaimana kalau saya sedang mengikuti suatu lomba? Misalnya Djarum Black Blog Competition yang diadakan Djarum Black ini. Jadi kebingungan. Hal pertama yang harus saya lakukan tentu observasi mengenai Djarum Black dan kegiatan-kegiatannya. Apalagi saya belum pernah berpartisipasi. Padahal nyaris semua kegiatan adalah keyword wajib. Lalu setelah berhasil menulis artikel, saya perlu memuatnya lagi di blog. Agak merepotkan karena saya harus bolak-balik. Tentu saya tidak bisa menulis di warnet yang notabene ribut oleh musik.

Alhasil, saya berkeras untuk pasang internet. Kebetulan ada provider di dekat rumah (betul tidak ya istilahnya? Harap maklum). Semua gaji mengajar saya habiskan di situ. Total biaya aktivasi dan pemasangan awal sebesar Rp 625 ribu. Tapi perbulannya saya hanya harus bayar Rp 125 ribu. Murah sekali menurut saya. Karena koneksinya unlimited. Saya juga tidak perlu repot mencari modem. Kelebihan lainnya, tidak perlu menggunakan kabel telepon. Kendalanya cuma satu, tidak bisa mobile alias dibawa ke mana-mana. Yah, lumayanlah daripada tidak ada sama sekali.*foto: erwinkurnia.web.id.

Read more...

Mencari Teman Se-"Nasib"


Komunitas dan komunikasi adalah sifat dasar manusia.

Nampaknya ini menjadi peluang yang mampu ditangkap pihak Djarum dengan bendera Djarum Black. Lihat saja berbagai kegiatannya. Semua menyatukan para anggota dalam suatu komunitas sesuai hobi mereka. Langkah ini dipuji situs buku Crowd, karangan Yuswohady. Ia bahkan menempatkan Djarum menjadi Champion atau juara satu di situs tersebut. Mungkin karena marketing Djarum sesuai dengan moto buku tersebut yaitu "Your Costumers are Salesmen".

"Djarum Black adalah salah satu contoh brand yang pelan tapi pasti berhasil merubah diri dari zero to hero dengan cara membangun dan mengembangkan komunitas pelanggan....Fungsi utama Djarum Black dalam memasilitasi komunitas itu adalah memberi wadah bagi mereka untuk tampil dan mengekspresikan hobinya memodifikasi kendaraan."(Crowd)

Yang hobi mengutak-atik mobil bisa bergabung dalam Black Car Community. Begitu pula para pencinta motor dapat bergabung dalam Black Motor Community.

Djarum juga menyediakan berbagai akses informasi sesuai dengan hobi mereka. Pertama, melalui event. Djarum Black tak segan menggelar kegiatan seperti Autoblackthrough goes to campus. Dalam kegiatan ini, para anggota ditantang kreativitasnya memodifikasi mobil dan motor mereka. Masih ada event Djarum yang serupa yaitu Djarum Black Motodify.

Kedua, para anggota komunitas tinggal membaca blog Djarum Autoblackthrough. Semua informasi terbaru dari mancanegara ada di sana. Tentunya tentang automotif.

Tak cukup? Djarum masih menyediakan ajang mengasah adrenalin, yaitu Djarum Black Night Slalom. Yang terbaru, Djarum Black Night Slalom diselenggarakan di Solo pada 28 Februari 2009. Kegiatan ini rencananya akan dilaksanakan tujuh seri di tujuh kota berbeda di Pulau Jawa dan Bali.

Dengan bergabung dalam ajang yang sama, tiap anggota merasa bisa berbagi dengan orang yang benar-benar mengerti kesukaan mereka. Istilahnya, punya teman untuk “seru-seruan”.

Read more...

Merunut Jalan Djarum Menuju Sukses


Kesuksesan hanya datang dari inovasi, keyakinan, dan kerja keras yang tiada henti."
Itulah kunci sukses PT Djarum. Jurus pamungkas yang membawa dua Hartono bersaudara sebagai pemilik PT Djarum, menempati posisi ke-430 sebagai orang terkaya versi Forbes. Juga menobatkan perusahaan ini sebagai produsen rokok terbesar ketiga setelah Gudang Garam dan HM Sampoerna

PT Djarum memiliki kisah panjang untuk menuju puncak.

Berawal dari sebuah perusahaan swasta yang dirintis Oei Wie Gwan pada tahun 1951. Merk rokoknya Djarum adalah Djarum Gramofon. Arti harafiahnya, jarum gramofon—pemutar musik zaman dahulu. Dari sini, perusahaan Djarum terus berkembang dengan berbagai perubahan. Mulai dari pemendekan nama menjadi “Djarum” saja sampai sebuah tragedi kebakaran menimpa perusahaan ini tahun 1963 diikuti wafatnya sang pendiri, Oei Wie Gwan.

Djarum nyaris runtuh. Meski demikian, kedua putra mendiang, mengambil alih pengurusan perusahaan. Mereka adalah Bambang dan Budi Hartono. Merka melakukan berbagai upaya memajukan PT Djarum. Salah satunya dengan penelitian pada tahun 1970 untuk pencampuran rokok kretek baru. Kemudian mereka mulai melihat peluang ekspor pada tahun 1972. Puncaknya pada tahun 1976, PT Djarum berhasil menciptakan rokok filter pertama sekaligus memproduksi jenis rokok dengan brand baru, Djarum Super.

Langkah Djarum tidak berhenti sampai disitu. Umur Djarum berlanjut puluhan tahun. Hingga saat ini, PT Djarum mampu mempekerjakan 75.000 orang karyawan. Perusahaan ini juga tak pernah berhenti berkreasi. Sekitar tahun 2001, Djarum memvariasikan campuran baru.

Hasilnya? Djarum Black!

Djarum Black dikatakan unik sebab dia memiliki aroma dan rasa yang unik. Terbagi menjadi Djarum Black Tea dan Djarum Black Cappucino. Produk baru ini diterima baik di pasaran. Tidak cukup sampai disitu. Meski baru, Djarum Black telah mejadi brand Internasional, berbarengan dengan Djarum Super yang lebih tua 33 tahun.*referensi utama Wikipedia.

Read more...

Telat Baca


Blog mulai menjadi komoditi yang marak diperlombakan dewasa ini. Tujuan, persyaratan, dan hadiahnya bermacam-macam. Mulai dari domain gratis, voucher PayPal, sampai hadiah jutaan rupiah.

Djarum Black rupanya tak mau ketinggalan. Menyusul berbagai lomba dan kegiatan lainnya seperti Djarum Blackinnovationawards, Djarum Black Motodify, sampai Djarum Black Slimznation. Hadiah yang ditawarkan sangat menggiurkan, 1 Mini Notebook, 2 Blackberry Curve, dan 10 voucher senilai Rp 200 ribu.

Sebenarnya sayembara ini sudah digaungkan sejak tanggal Desember 2008. Malang, saya baru membacanya pertengahan Maret. Padahal di syaratnya, artikel yang dimuat di blog dengan kata kunci tertentu harus lebih dari 20 buah. Berarti saya harus ‘ngebut’ menulis.

Lucunya waktu pertama saya melihat ada lomba ini, saya langsung semangat daftar. Sampai-sampai saya tak melihat apa hadiahnya. Jarang-jarang saya begini. Alasannya, saya seudah sering melihat Djarum mengadakan kegiatan. Bukan hanya yang di bidang-bidang teknologi dan life style, tapi yang saya ingat juga beasiswanya.

Kegiatan-kegiatan Djarum makin mengemuka setelah menelurkan Djarum Blackinnovationawards. Lalu dilajutkan dengan gawe-gawe yang berhubungan dengan hobi terutama kaum Adam (namun bukan berarti tidak ada perempuan yang berpartisipasi). Contohnya Djarum Black Night Slalom, Black Car Community, dan sebagainya.

Kegiatan Djarum Black memang inovatif dan memiliki segmentasi tersendiri. Meskipun berupa rangkaian promosi dan branding, beberapa kegiatan tertentu berdampak positif bagi masyarakat luas. Misalnya Djarum Black Slimznation, yang ikut meramaikan dunia pariwisata di Indonesia. Tapi memang tetap bergulat di segmen life style.

Agak rancu, saat saya mengecek daftar peserta, saya agak bingung. Mengapa blog Djarum juga terdaftar. Agak aneh menurut saya. Awalnya saya kira, ada peserta yang menyiapkan blog tersendiri untuk lomba ini. Termasuk menyiapkan nama yang mirip-mirip dengan blog Djarum. Ini biasa sebagai bagian dari strategi. Namun saat saya buka blognya, saya langsung tersambung dengan blog Djarum Black. Sampai di sini saya tidak punya argumentasi lanjutan. Semoga saya salah paham.*foto: dari sumber umum.

Read more...

Mengajak Ibu Belajar “Surfing”

>> Saturday, March 14, 2009


IPTEK semakin hari makin berkembang. Jika dulu informasi didapat dengan menekuri ribuan buku dan literatur, sekarang tinggal mengetik sejumlah kata kunci. Ribuan tulisan yang sesuai akan muncul. Malang bagi orang-orang yang keduluan lahir atau orang-orang yang tidak mau belajar. Saya mendengar seorang dosen berkata,”Kalian beruntung hidup di zaman Internet.” Yang lain mengatakan, mereka bukannya gaptek (gagap teknologi), hanya mereka tidak lahir di era ini.

Apapun alasannya, saya yakin belajar adalah portal. Belajar adalah jembatan dari era ke era. Buktinya banyak juga yang bisa mengimbangi kemajuan internet dengan belajar terus-menerus. Atau merintis jalan belajar secepatnya.

Ibu saya misalnya. Beliau adalah seorang pegawai negeri di Kanwil Pontianak. Sejak lima tahun lalu, internet sudah diinstal di kantornya. Fasilitas ini dipakai terutama untuk mengirim data pusat dan sebagainya. Sayang, masih banyak karyawan hingga saat ini masih belum fasih dengan internet. Termasuk ibu saya tercinta.

Tapi beliau tidak menyerah. Hari ini begitu saya install internet di rumah, beliau langsung menyatakan ingin belajar. Maka saya langsung semangat dan mengajaknya membuat akun di Yahoo!.

Saat pendaftaran berlangsung, beliau bertanya,”Kita udah masuk internet kah?”

Saya tak mampu menahan senyum. “Sudah dari tadi kan, Bu’?” saya bilang.

Kami kemudian menekuni laptop selama satu jam. Saya yang mula-mula mendaftarkan. Beliau melihat. Saya minta ia mencatat alamat e-mail dan password, khawatir dia lupa. Kebetulan Yahoo! Sedang tak lancer. Belajar kami agak tersendat-sendat. Sambil menunggu akunnya terdaftar, kami membuka beberapa situs. Saya menunjukkan kepadanya blog saya. Lalu kami mengunjungi kompas.com dan google tentunya. Beliau ingin membaca berita-berita keuangan. Saya rasa ini pun untuk belajar.

Setiba di kompas.com, beliau terpukau dengan data-data yang luar biasa banyak. Ia membuka rubrik keuangan. Berita yang pertama dibacanya adalah “inilah Orang-orang Kaya Indonesia”. Beritanya tentang lima pengusaha di Indonesia yang “terselip” ke jajaran orang kaya dunia versi Forbes.

Seperti yang dilansir situs Tempo, pemilik perusahaan rokok Djarum, Budi Hartono dan Michael Hartono, menjadi dua dari tiga orang Indonesia--satu lagi Peter Sondakh-- yang sukses merangsek ke dalam daftar manusia berkocek paling tebal versi Forbes ini. Duo Hartono itu menempati posisi 430, sekaligus menjadi orang terkaya di Tanah Air.

Lalu kami kembali ke Yahoo! Akun sudah terdaftar. Mulailah beliau belajar membuka e-mail. Kami keluar dulu, lalu masuk lagi. Pelan dan tergagap-gagap beliau mengetik. Pertama, karena beliau tak akrab dengan anatomi laptop saya. Kedua, karena belajar membuat e-mail sama sekali asing baginya. Kami ulang prosedur membuka e-mail sampai tiga kali. Makin lama beliau makin paham dan lancar.

“Udah dulu ya Nak. Ibu sampai keringatan.”

Saya melihat wajahnya. Nampak butir-butir keringat mengantri di atas bibir dan di daerah dagu. Rupanya ibu saya gugup sekali.

Kami tertawa.

“Terima kasih ya Nak,” ibu saya berlalu sembari mengelus rambut saya.

*foto:simplemom.net

Read more...

Akhirnya...

>> Saturday, March 7, 2009

Hore! Hore! Hore!

Akhirnya tulisanku terbit. Meski bukan di Kompas edisi cetak, tapi lumayan diterbitkan di Kompas.com.

Tulisannya pendek saja. Hanya mengenai seorang perempuan yang menulis surat pada kekasihnya. Kekasihnya seorang wartawan yang meliput ke “daerah perang”.

Aku sangat suka cerpen ini sebab entahlah jika orang mengatakan tentang “soul”, nah di karyaku yang ini ada soul yang unik. Mungkin hanya perasaanku. Tapi ada rindu yang kuat sekali dalam cerita ini.

Wuih, aku tak bisa banyak komentar tentang tulisan ini sebab jatuh-jatuhnya narsis. Jika berminat membaca, kunjungi saja Kompas.com di rubric Oase. Ceritanya berjudul “Senja Untuk Wisnu”.


Read more...

About This Blog

  © Blogger template Simple n' Sweet by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP